Idul Adha, Astra Motor Kalbar Serahkan Kurban Kambing

Apa? Pada hari Selasa tepatnya 20 Juli 2021 Astra Motor Kalimantan Barat menyerahkan empat ekor kambing untuk pada hari Idul Adha di Masjid As Salam, Masjid At Tawwabin, dan Masjid At Taq.

CSR dari Astra Motor Kalbar

Penyerahan bantuan dilakukan secara langsung oleh perwakilan Astra Motor Pontianak kepada pengurus Masjid di sekitar perusahaan sebagai bentuk kepedulian CSR.
CSR Dengan menyerahkan empat ekor kambing dari Astra Motor Kalimantan Barat kepada perwakilan Masjid agar Qurban tersampaikan dengan baik ke masyarakat. Masyarakat dapat mendapatkannya di Masjid As Salam, Masjid At Tawwabin, dan Masjid At Taq.

Astra Motor Kalbar serahkan hewan kurban


Antofany Yusticia Ahmadi selaku Manager Marketing Astra Motor Kalimantan Barat mengungkapkan penyerahan empat ekor kambing bertujuan untuk Qurban pada hari Idul Adha “Kami Astra Motor Kalimantan Barat melakukan penyerahan Hewan Qurban dengan tujuan membantu masyarakat sekitar dalam hari Idul Adha”, Tuturnya.

Serahkan hewan kurban


Ibadah berkurban adalah satu di antara ibadah yang disukai dan dimuliakan oleh Allah SWT. Bagi mereka yang mampu, berbagi berkurban tak hanya menjadi momen berbagi, namun dengan berkurban, Anda telah membersihkan harta dari yang bukan hak Anda sekaligus menyucikan jiwa dari penyakit hati, seperti pelit dan dengki.
Berkurban atau menyembelih hewan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt pada Hari Raya Idul Adha sangat dianjurkan bagi seorang Muslim. Namun, tidak semua umat Muslim bisa berkurban karena ada anggapan bahwa hanya orang mampu yang bisa melakukan kurban. Dimaknai dengan berbagi hewan kurban

Makna Kurban di Tengah Pandemi


Ada keterkaitan yang erat antara Pandemi dengan Idul Adha, terutama terkait Pengorbanan. Tidak dapat dipungkiri, saat pemerintah pertama kali mengumumkan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 awal Maret lalu, terjadi hingar bingar di masyarakat. Bentuk kepanikan pun juga beragam, ada yang menimbun hand sanitizer dan alat kebersihan, menimbun masker, menimbun bahan pangan, dan sebagainya sehingga mengakibatkan kelangkaan di beberapa segmen produk. Sesuai hukum ekonomi, kelangkaan tidak hanya mengakibatkan barang tersebut menjadi mahal, tetapi juga ada risiko inflasi ringan dikarenakan panic buying.

Kurban sarana berbagi

Selain itu, untuk memperlambat laju penyebaran virus, sejumlah daerah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Keputusan ini berdampak buruk bagi masyarakat yang hanya mengandalkan pemasukan harian. Mereka seakan-akan dibatasi dalam mencari rezeki karena dilarang ke luar rumah. Belum lagi ada masyarakat yang terpaksa dirumahkan bahkan sampai di-PHK
Kesenjangan ini harus diseimbangkan oleh kegiatan masyarakat yang mampu sebagai rasa tanggung jawab sosial, dalam hal ini berkurban. Pasti teman-teman Al Firdaus sudah pada paham pentingnya berkurban dan sudah melakukan kegiatan sosial di lingkungan atau komunitasnya masing-masing.

Manfaat kurban


Tentu sudah banyak pihak yang merasakan manfaat kurban di masa sulit seperti sekarang. Mulai dari peternak sapi dan kambing yang pada akhirnya bisa memanen pundi-pundi dari hasil penjualan hewan kurban, tukang jagal yang membantu proses penyembelihan, serta masyarakat tidak mampu yang pada akhirnya bisa menikmati nutrisi dari daging.
Sesungguhnya, kurban memiliki beberapa makna simbolis, yang jika kita telusuri lebih dalam tentu akan meningkatkan ketakwaan kita terhadap Sang Maha Pemberi Rezeki. Berkurban adalah bentuk ibadah, bagaimana kita ikhlas dan rela menyisihkan harta yang sesungguhnya hanyalah titipan Allah semata. Kurban menempatkan kita berperan sebagai Nabi Ibrahim, sedangkan harta dan jabatan yang kita miliki adalah Ismail.
Kita diperintahkan untuk memusnahkan rasa kepemilikan itu, karena sewaktu-waktu bisa diambil kembali oleh Allah SWT, dan yang tersisa hanyalah tingkat ketakwaan serta rasa syukur kita karena masih berkesempatan untuk menunaikan amal ibadah yang lain.
Islam pada hakikatnya adalah agama yang rahmatan-lil-alamin, merangkul dan mengayomi semua aspek yang ada di semesta, baik aspek biotik-abiotik, serta aspek yang berwujud atau tidak berwujud. Di tengah kesulitan ekonomi yang tidak menentu seperti sekarang, Islam dengan seruannya berupa infak, shodaqoh, zakat, dan kurban, menjadi oase untuk menghidupi hajat orang banyak.
Ya, Pandemi mengajarkan kita untuk saling bahu-membahu, saling berkurban dengan apa yang kita miliki, baik dengan waktu, tenaga, maupun harta. Pandemi juga bisa menjadi media untuk membedakan kualitas manusia dilihat dari seberapa keras dia berikhtiar dan tawakal.(RAA)



Posting Komentar

0 Komentar